Rabu, 10 Juni 2009

PENGARUH PARAMETER KIMIA YANG MENYIMPANG TERHADAP KESEHATAN



Pengaruh parameter kimia yang menyimpang terhadap kesehatan

1. Parameter Fisik.

a. Suhu
  • Suhu sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan.
b. Warna
  • Air minum sebaikany tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mukroorganisme yang berwarna. Secara alamiah air rawa berwarna kuning muda karena ada tanin, asam humat dll. Karena menyerupai urine orang tidak sampai hati menggunakannya.
c. Bau
  • Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak diterima oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Bau anyir karena tumbuhnya algae, dsb.
d. Rasa
  • Air minum biasanya tidak memberi memberi rasa / tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan
e. Kekeruhan
  • Kekeruhan air disebabkan masih banyak terdapat zat padat yang tersuspensi, baik yang anorganik maupun yang bersifat organik. Zat organik biasanya merupakan lapukan batuan dan logam, sedangkan yang organik banyak berasal dari buangan industri yang dapat menjadi makanan bakteri dan perkembangbiakan bakteri ini menambah kekeruhan air, juga algae yang berkembang biak karena adanya zat hara N, P, K juga menambah keruhnya air, Air yang keruh akan memberi perlindungan pada kuman,
f. Jumlah Zat padat terlarut ( TDS )
  • Jumlah zat padat terlarut dapat memberi rasa yang tidak enak pada idah, rasa mual yang disebabkan karena Na-. sulfat, magnesium sulfat dan dapat menimbulkan cardiac disease toxemia pada wanita hami

2. Parameter kimia ( Anorganik)

a. Air Raksa ( Hg )
  • Hg yang diabsorsi akan masuk dalam darah, ginjal, hati, limpa dan tulang. Exresi lewat urine, faeces, keringat air susu dan saliva. Hg organik dapat merusak susunan syaraf pusat (temor, atarcia, lapangan penglihatan menciut, perubahan kepribadian), dan hg anorganik merusak ginjal dan menyebabkan cacat bawaan.
b. Arsen ( As )
  • Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai darah, koma, meninggal. Secara kronis menimbulkan anorexia, kolik mual, diare, icterus, perdarahan pada ginjal, dan kanker kulit, dapat juga berupa iritasi, alergi dan cacat bawaan.
c. Barium ( Ba )
  • Kadar barium berlebihan dapat mengganggu saluran pencernaan, menimbulkan rasa mual, diare, gangguan pada sistem syaraf pusat.
d. Besi ( Fe )
  • Konsentrasi yang lebih besar dari 0,3 mg/l dapat menimbulkan warna kuning, memberi rasa yang tidak enak pada minuman, pengendapan pada dinding, pertumbuhan bakteri besi dan kekeruhan.
e. Flourida ( F )
  • Konsentrasi dalam jumlah kecil dibutuhkan sebagai pencegahan terhadap penyakit caries gigi yang paling efektif tanpa merusak kesehatan. Konsentrasi yang lebih 1,5 mg/l air dapat menyebabkan Flourosis pada gigi, yaitu terbentuknya noda-noda coklat yang tidak mudah hilang pada gigi
f. Cadmium ( Cd )
  • Keracunan akut akan menyebabkan gejala gastrointestinal dan ginjal secara kronis penyebab penyakit Itai-itai dengan gejala sakit pinggang, tulang rapuh, tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, gejala seperti influensa dan kemandulan pada laki-laki.
g. Kesadahan CaCo3
  • Penyebab langsung terhadap kesehatan tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan sabun pembersih menjadi tidak efektif.
h. Chlorida ( Cl )
  • Dalam jumlah kecil dibuthkan untuk desinfektan. Apabila berikatan dengan ion natrium dapat menyebabkan rasa asin dan dapat merusak pipa-pipa air.
i. Chromium Valensi 6 ( Cr )
  • Kemungkinan dapat menyebabkan kanker pada kulit dan alat-alat pernapasan.
j. Mangan ( Mn )
  • Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,1 mg/l menyebabkan rasa pahit pada minuman dan meninggalkan noda kecoklat-kecoklatan pada pakaian.Air yang mengandung Mn kalau diseduh denga teh maka teh tersebut menjadi kebiru-biruan. Keracunan kronis memberi gejala susunan syaraf : Insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sepertibeku sehingga tampak seperti topeng (mask), bila tertpapar terus maka bicaranya lambat, monoton, terjadi hyper-refleksi, clonus pada platella dan tumit, dan berjalan seperti penderita parkinsonism.
k. Nitrat, Nitrit sebagai N
  • Gangguan GI, diare dengan darah, comvulsi, shock, koma, meninggal, keracunan kronis menyebabkan depresi yang umum, sakit kepala, gangguan mental, Methemoglobinaeima, terutama pada bayi ( blue babies)
l. Perak ( Ag )
  • Jika termakan akan mengendap pada kulit, mata dan mocus membrane yang menyebabkan hilangnya warna biru abu-abu tanpa reaksi nyata. Percobaan pada tikus menunjukkan kerusakan ginjal.
m. Derajat Keasaman ( pH )
  • Air minum sebaiknya netral, tidak asam/basa. pH yang lebih kecil dari 6,5 menimbulkan rasa tidak enak dan dapat menyebabkan korotifitas pada pipa-pipa air dan dapat menyebabkan beberapa bahan kimia berubah menjadi racun yang mengganggu ksehatan. pH tinggi dapat mengganggu pencernaan.
n. Selenium ( Se )
  • Memberi pengaruh terhadap kenaikan jumlah penyakit Caries gigi pada anak-anak. Menyebabkan gejala GI seperti muntah dan diare, kemudian terjadi gejala susunan syaraf seperti hilangnya reflek-reflek, iritasi cerebral, convulsi dan kematian. Merupakan racun sistemik, kemungkinan karsinogenik.
o.Zink (Zn )
  • Dalam jumlah kecil merupakan unsur yang penting untuk metabolisme karena kekurangan Zn dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak. Dalam jumlah besar menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minum
p.Cianida ( CN )
  • Dapat mengganggu metabolisme oksigen sehingga jaringan tubuh tidak mampu mengubah oksigen. Menghambat pernapasan jaringan dan berbentuk asphyxia diikuti kematian. Keracunan kronis menimbulkan malaise dan iritasi. Hydro cianida mudah terbakar, dapat meracuni hati.
q. Sulfat (SO4)
  • Dalam jumlah besar dapat bereaksi dengan ion natrium atau magnesium dalam air sehingga membentuk garam yang dapat menimbulkan iritasi, GI. Formasi endapan (Hard scater) pada boilers dan heat eexchangers.
r. Sulfida ( H2S )
  • H2S bersifat racun dan berbau busuk. Dalam jumlah besar dapat memperbesar keasaman air sehinga dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa logam. Menimbulkan rasa, bau korosih dan iritans.
s. Tembaga ( Cu )
  • Dalam jumlah kecil Cu sangat dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel-sel darah merah. Dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah disamping dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
t. Timbal ( Pb )
  • Sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia karena cenderung akumulasi dalam jaringan tubuh manusia dan meracuni jaringan syaraf.

Minggu, 07 Juni 2009

Kesepakatan

Kesepakatan Pertemuan Penetapan Standar UPT
yang dilaksanakan di Dinas Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 13 Mei 2009
yang dihadiri oleh Ka Dinas Prop jateng, Ka UPT Lap Prop( Tuan Rumah ) , Para Ka UPT Lab Kab, dan tamu undangan
menghasilkan kesepakatan :
  1. Sesuai surat edaran Dirjen Bina Yanmed nomor YM.01.20/v/468/2009 " Untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium kesehatan maka laboratorium kesehatan kabupaten /kota agar mempersiapkan diri untuk dilakukan Akriditasi Laboratorium yang akan dilakukan oleh KALK pusat. sedang KALK propinsi mempersiapkan dan membina pra Akreditasi.
  2. Untuk mempersiapkan : SDM, Sarana, Prasarana, Proses dan Output sesuai dengan standar pelayanan laboratorium Dinas Kesehatan Kab/Kota ( Permenkes no .1276/Menkes/SK/XII/2004 juncto Permenkes no.298/Menkes/SK/III/2008)
  3. Sesuai dengan surat edaran Dirjen Bina Yanmed no.YM/02.20/V/5/4784/2008 tentang Pembentukan Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan ( KALK) tingkat propinsi, maka disepakati akan dibentuk Tim KALK Propinsi yang beranggotakan dari unsur Propinsi dan kabupaten/kota
  4. Mewajibkan kepada seluruh Labkesda Kabupaten/Kota untuk mengikuti PME ( Pemantapan Mutu Eksternal ) yang akan dilakukan oleh instansi yang berwenang.
  5. Labkesda kabupaten/kota diharapkan meningkatkan kemampuan pemeriksaan laboratorium sesuai standar/aturan yang berlaku
  6. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota dalam pemberian ijin atau perpanjangan LKS( Laboratorium Kesehatan swasta) agar melibatkan/menyertakan dalam bentuk rekomendasi dari ILKI( Ikatan Laboratorium Klinik Indonesia ) cabang kabupaten-kota setempat, atau regional. hal ini berkaitan dengan mutu pelayanan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi tersebut.
disunting oleh :Teguh Widodo