Senin, 27 September 2010

INFEKSI SALURAN KEMIH ( ISK )


ISK adalah
• Penyakit infeksi yang menyerang saluran kemih (saluran kencing)
• Paling banyak ditemukan pada wanita dewasa
• Diperkirakan separuh dari semua wanita dewasa mengalami sedikitnya 1 ali episode Cystitis akut selama hidupnya
• 1 dari 4 wanita tersebut akan mengalami episode rekuren (berulang)


Penyebab infeksi
• Paling banyak disebabkan bakteri
• Bakteri yang paling sering adalah E.coli (70-95%) dan Saprophyticus (5-10%)
• Saluran kemih yang dapat terinfeksi meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, namun yang paling sering adalah kandung kemih


Mengapa wanita lebih sering mengalami Infeksi saluran kemih daripada pria ?
• Infeksi saluran kemih berulang sering dialami wanita karena saluran uretra (saluran dari kandung kencing) pendek.
• Dengan demikian kuman-kuman yang sudah ada mudah masuk ke saluran kencing bahkan dapat berasal dari daerah vagina


Seberapa seriuskah Infeksi Pada Saluran Kemih?
• Infeksi pada ginjal memerlukan pengobatan yang lama dan perawatan di rumah sakit
• Infeksi pada kandung kemih dapat menimbulkan nyeri, bahkan dapat menjalar ke ginjal yang dapat menimbulkan masalah serius


Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk mengetahui ISK ?
• Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa ISK adalah urin rutin dan kultur urin
• Urin yang digunakan untuk pemeriksaan sebaiknya adalah urin pagi yaitu urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari
• Pemeriksaan urin rutin meliputi Px.Makroskopis, px sedimen mikroskopis dan px.kimia


Apa Gejala ISK yang paling umum ?
• Merasa selalu ingin buang air kecil
• Terasa panas saat buang air kecil
• Kesulitan saat buang air kecil
• Keluar darah apada saat buang air kecil (air seni berwarna pink)
• Rasa sakit diatas tulang pubic
• Bau yang tidak sedap saat buang air kecil di pagi hari


Tips mencegah Infeksi saluran kencing
• Banyak minum air putih untuk mendorong bakteri keluar
• Jangan menahan buang air kecil, segeralah buang air kecil saat terasa
• Basuh kemaluan dari arah depan ke belakang
• Segeralah buang air kecil setelah berhubungan seksual
• Menggunakan pelicin/lubrikasi saat berhubungan seksual apabila cairan vagina terlalu sedikit
• Jika anda menderita saluran kemih berulang maka hindari pengguanan alat kontrasepsi diagfragma.Sebaiknya konsultasi ke dokter untuk memilih alat kontrasepsi yang lain

Selasa, 13 Juli 2010

PENCEMARAN AIR


MIKROBA INDIKATOR PENCEMARAN AIR

Air mempunyai potensi untuk menyebarkan penyakit melalui cara water washed disease. Pada water washed disease, infeksi dapat disebabkan dari orang ke orang lain melalui penyediaan air. Bakteri Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air. Bakteri Escherichia coli termasuk dalam bakteri Coliform yang dapat menyebabkan penyakit diare. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah coliform dan mengidentifikasi keberadaan E.coli pada air cucian pedagang siomay keliling di Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode survei dengan pendekatan secara cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air cucian pedagang siomay keliling di Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang Semarang. Sampel penelitian ini adalah air cucian dari 17 pedagang siomay keliling yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.Data penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua air cucian yang diperiksa mengandung angka kuman coliform lebih dari 2.400/ml, sedngkan dari hasil identifikasi E.coli diketahui bahwa 11 sampel menunjukkan hasil yang positif terhadap keberadaan E.coli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semua air cucian pedagang siomay keliling tidak memenuhi standar kualityas mikrobiologis sehingga tidak layak digunakan untuk mencuci peralatan makan. Oleh karena itu, disarankan kepada pedagang siomay keliling agar lebih memperhatikan sanitasi air cucian. (JANOE)

Selasa, 01 Juni 2010

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

haL SEPUTAR lABORAT

1. Hitung jenis leukosit dengan jumlah leukosit dibawah 3000/mm3 darah. Caranya : biarkan darah mengendap dan terpisah antara eritrosit dan plasma. Pipet cairan tengah darah (buffycoat) dengan pipet atau mikropipet, letakkan diatas objek glass dan buat hapusan darah dan warnai. Dijamin pasti mudah untuk menemukan leukosit. Tips ini hanya berlaku untuk hitung jenis leukosit (diff count).

2. Urine untuk periksa narkoba. Kadang kita harus memastikan urine atau air teh terhadap spesimen yang dikumpulkan dari pasien. Untuk memastikan bahwa spesimen tersebut urine atau bukan, maka lakukan uji skrining BaCl2 10% milik reagent bilirubin Harrison, bila terjadi endapan kabut putih berarti memang urine karena dalam urine banyak carbonat, phosphat dan sulfat. Cara spesifik dengan reagent kreatinin kimia darah (Asam pikrat+NaOH), 2 ml urine + 1 tetes reagen kreatinin, maka akan terbentuk warna orange. Hal ini karena tidak satupun cairan dalam tubuh yang memiliki kadar creatinine yang tinggi selain urine. Saran saya sebaiknya spesimen untuk periksa Narkoba pasien diambil di WC laboratorium saat itu juga.

3. Membedakan darah wanita dan pria. Periksa hapusan darah dengan melihat segmen netrofil. Pada leukosit wanita terdapat DRUM STICK, suatu penonjolan segmen kecil pada segmen inti netrofil matang. Ditemukan pada sel betina, karena agregasi kromosom. Disebut juga barr body.

4. Pemeriksaan Urine dengan stick urine. Setiap parameter yang diperiksa memiliki waktu untuk dibaca menurut alat urinalysis analyzer, parameter yang paling dekat dengan tangan saat dipegang paling awal dibaca dan ujung paling akhir dibaca. Yang penting tunggulah selama 2 menit untuk membaca stick parameter leukosit. Kesalahan analis pada leukosit ini, secara stick normal atau negatif dilaporkan, namun mikroskopik didapatkan hingga 30/lpb leukosit. Setelah dikoreksi oleh analis senior ternyata salah pelaporan di stick.

5. Spesimen positif BTA (pengalaman pribadi) : sputum tampak keruh, purulen, hijau kuning, benang lendir rapuh sehingga mudah diambil dengan lidi atau bambu. Umumnya sputum dengan BTA negatif saat dibuat sediaan sulit untuk diambil bahkan benang lendir sulit putus. Fenomena ini karena bakteri BTA mampu melepaskan enzim penghancur sputum untuk mempermudah invasinya, itupun tergantung jumlahnya. Namun begitu tidak harus di vonis bahwa setiap yang benang lendir tidak mudah putus negatif, ini hanya pendekatan diagnosis.

6. Periksa Darah Samar dalam Faeces kesulitan karena pakai benzidine. Hal ini dapat dipermudah dengan menggunakan stick urine, potong bagian stick untuk ujian BLOOD pada stick dan celupkan ke dalam faeces yang telah dihomogenkan dengan NaCl 0.9% dalam botol atau tabung (sepucuk faeces + 1 ml NaCl 0.9%). Baca hasilnya seperti pembacaan urine.

7. Kadar AST dan ALT tidak terbaca atau sangat rendah sekali. Pada alat BTS 330 biosystems ada grafik pengukuran, yang mana bila tidak linear atau garis patah mendadak, menandakan bahwa kadar AST dan ALT sampel tinggi atau sangat tinggi sehingga akan terbaca sangat rendah atau error atau dil. Bila tidak melihat grafik maka analis akan mengeluarkan hasil mungkin AST dan ALT 5 U/l, padahal tinggi. Lakukan pengenceran serum 1+9, kalikan hasil 10x dengan pengukuran. Baca pada brosur akan ditetapkan kadar absorben maksimum pengukuran atau linearitas. Menurut teori bahwa kadar enzim yang tinggi menyebabkan substrat segera habis di konsumsi secara mendadak.

8. Diferensial diagnosis Demam pada pasien suspect Febris. Mungkin ada keraguan dengan hasil lab anda apakah benar DBD, Typhoid Fever atau Malaria . Inilah kira-kira yang perlu disimak. Pada kasus Typhoid Fever : pasien dengan klinis demam panas, pucat, bibir pecah-pecah dan kering, lidah kotor, leukopenia. Pada kasus Demam Berdarah : demam, pasien kejang, lemas, nyeri sendi, mungkin tidak sadar atau shock, saat pengambilan darah akan mengalami kesulitan karena vena colaps sirkulasi, hematokrit naik, thrombosit menurun. Pada kasus Malaria : pasien febris, ikterus pada mata dan kulit, saat di IGD mungkin muntah karena nyeri karena hepatomegali, pengambilan darah mudah karena anemia. Untuk jelasnya lihat dan lirik status diagnosis pasien yang dibuat oleh dokter.

9. Membedakan eritrosit dan yeast cell dalam sedimen urine yang penuh. Sering salah pelaporan padahal yeast cell. Tambahkan 1 tetes KOH 10% atau asam asetat 5% ke dalam sedimen, maka eritrosit akan lisis dan yeast cell akan tampak jelas.

10. Test PPT dengan urine yang mengandung sel darah. Lakukan sentrifugasi urine dan supernatant digunakan untuk pemeriksaan PPT. Bila diperlukan PPT pengenceran, lakukan pengenceran urine dengan NaCl 0,9%. Dan pengenceran tertinggi dikalikan dengan sensitifitas test. Biasanya digunakan oleh dokter obgyn untuk membedakan kehamilan normal, mola hidatidosa dan tumor/kanker.

11. Sedimen lebih tahan lama. Ambil 1 tetes zat warna sternheimer malbins dan campur dengan sedimen, segera simpan dalam kulkas, mampu bertahan selama 24 jam tanpa ada kerusakan dan pertumbuhan bakteri.

12. Pertukaran udara segar laboratorium Puskesmas. Belilah exhaust fan dan pasang dibagian belakang sebelah dalam laboratorium pada ventilasi udara. Tutup semua lubang udara dan tutup pintu laboratorium. Arah kipas exhaust fan membuang udara dalam laboratorium. Cara ini lebih efektif untuk memperoleh udara yang lebih segar, sejuk, terhindar dari infeksi bakteri karena statis udara dan pastinya sesuai dengan K3 laboratorium.

13. Lensa Mikroskop. Membedakan lensa mikroskop pada lensa objektif, yaitu : cincin merah 4x, cincin kuning 10x, cincin biru 40x dan cincin putih 100x.

14. Hematology Analyzer. Setiap laboratorium mengklaim bahwa hasilnya lebih akurat bahkan pakai darah kontrol dibandingkan laboratorium lain. Alasan ini bisa dipatahkan bila pra analitiknya buruk, misal darah tidak segera dicampur dengan antikoagulan, kelebihan antikoagulan, tidak segera diperiksa (dalam waktu 1 jam lebih bagus), tidak dikocok sebelum diperiksa dan botol yang digunakan dari plastik/polietilen. Belilah alat pengocok/penggiling darah (nutator), darah tetap homogen selama didiamkan sebelum diperiksa dengan alat hematology analyzer.

15. Salah persepsi tentang alkohol 70%. Alkohol 70% dalam penggunaannya sehari-hari sebagai antiseptik extern. Dalam farmasi dikatakan bahwa antiseptik digunakan untuk jaringan hidup seperti kulit manusia. Antiseptik bekerja hanya menghambat pertumbuhan bakteri, bukan membunuh total bakteri. Jadi merupakan kesalahan besar apabila lancet yang telah dipakai disterilkan dengan alkohol 70%. Desinfektan lah yang membunuh bakteri. Usaha yang lebih baik adalah dengan cara merebus lancet dalam air mendidih 100 derajat celcius selama 10 menit. Tapi saran saya lebih baik pakailah lancet hanya untuk satu kali saja. Single use only (disposable, bukan disposible).

16. Koreksi Standar Sahli. Lakukan pemeriksaan Hb menggunakan alat sahli sebanyak 5x atau 10x dengan darah yang sama, bila hasil pengukuran dengan selisih lebih dari 1 g/dl Hb dikeluarkan dan kerja yang baru lagi. Ambil rata-rata kadarnya. Dengan darah yang sama lakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin atau hematology analyzer di RS, hasil pengukuran cara cyanmethemoglobin dibagi rata-rata sahli sebagai faktor koreksi sahli. Bila mengukur kadar Hb sahli x faktor koreksi = kadar Hb pasien. Cara ini hanya bersifat koreksi saja walaupun kedua metode memiliki prinsip pemeriksaan yang berbeda dan jenis HB yang diukur berbeda pula.

17. Selalu gunakan APD dalam bekerja seperti : Jas lab, Sarung tangan karet, masker dan alas kaki. Hal ini untuk keselamatan analis tersebut dan juga membiasakan diri untuk bekerja dengan APD. Bagaimana mau dapat uang tunjangan resiko infeksi, sedangkan kesadaran berbudaya pakai APD belum ada. Untuk RS masukkan penggunaan sarung tangan karet dan masker sebagai paket tarif pasien.

18. Kehabisan Asam Asetat 6% untuk pemeriksaan Protein urine. Ambil asam cuka makan sebagai penggantinya, karena menurut penelitian temanku di D3 analis Kesehatan tidak ada perbedaan keduanya.

19. Malaria. Stadium yang sering muncul untuk falciparum hanyalah ring (tropozoit muda) kecil dan gametosit, sedangkan vivax, hampir semua stadium muncul, namun yang khas tropozoit berkembang dengan sitoplasma amuboid.

20. Pulasan Tanding (Counter Stain). Saat pewarnaan Giemsa dan Wright kurang menguntungkan, perlu dilakukan Pulasan tanding, hal ini karena giemsa melarutkan granula basofil, tidak cocok untuk evaluasi hapusan darah tepi, sedangkan wright struktur parasit tidak terwarnai dengan jelas. Caranya : Preparat yang telah dibuat, difiksasi dengan Wright seperti biasa dan Buffer Wright diganti dengan Giemsa + Buffer, tambahkan pada Wright tadi dan campur dengan meniup cairan. Dengan cara ini dapat diambil keuntungan kedua zat warna ini. Bila tidak memiliki Wright dapat digunakan Kiewit de Jong atau Maygrunwald.

Kamis, 29 April 2010

HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN DI UPT LABORATORIUM KESEHATAN DKK WONOGIRI TAHUN 2009

Hasil kegiatan pemeriksaan Laboratorium di UPT Laboratorium Kesehatan DKK Wonogiri
tahun 2009

NO. Jenis Sarana Jml sampel diperiksa Hasil MS

1. Air Minum/PDAM 87 37
2. Damiu 1 1
3. Air Bersih 71 16
4. Air Limbah 2 1
5. Makanan & Minuman 30 30

jumlah 191 85

Minggu, 24 Januari 2010

JADWAL SAMPLING PDAM

Jadwal Kegiatan Kerjasama Pengawasan Kualitas Air pada Jaringan PDAM Antara DKK Wonogiri dengan PDAM Kab. Wonogiri tahun 2010 LOKASI IS DAN PENGAMBILAN SAMPEL NO. KECAMATAN/ TANGGAL BAKTERIOLOGIS KIMIA PELAKSANA KET PUSKESMAS JML.SPL SARANA JML.SPL SARANA TAHAP I 1 Wonogiri I 26 Januari 2010 5 Bron. Capt. Petugas PKL Reservoir 1 Reserv bersama dengan SR (3 spl) Petugas PDAM Selogiri 26 Januari 2010 2 Reservoir S R Ngadirojo 26 Januari 2010 1 Bron. Capt. 1 Bron.Capt Wuryantoro 26 Januari 2010 1 Bron. Capt. Giriwoyo II 26 Januari 2010 1 Bron. Capt. 2 Wonogiri II 8 Pebruari 2010 5 S R 1 S R Petugas PKL Eromoko I 8 Pebruari 2010 1 BC. Eromoko bersama dengan Manyaran 8 Pebruari 2010 1 BC. Umbul Petugas PDAM Pracimantoro I 8 Pebruari 2010 1 BC. Nangsri Giritontro 8 Pebruari 2010 1 BC. Lwgsapi 1 Bron.Capt. Baturetno I 8 Pebruari 2010 1 BC. Sumawur Girimarto 8 Pebruari 2010 1 Bron Capt. 1 Bron.Capt. 3 Wonogiri I 8 Maret 2010 5 S R 1 S R Petugas PKL Batuwarno 8 Maret 2010 1 BC. Sum.Gede bersama dengan Jatisrono I 8 Maret 2010 2 BC.Supit Urang Petugas PDAM Reservoir 1 Reserv. Slogohimo 8 Maret 2010 1 BC. Silamuk Purwantoro I 8 Maret 2010 1 BC. Bakalan Sidoharjo 8 Maret 2010 1 Reservoir TAHAP II 1 Wonogiri II 12 April 2010 5 BC, Reservoir 1 Petugas PKL Selogiri 12 April 2010 2 SR 1 SR bersama dengan S R Petugas PDAM Ngadirojo 12 April 2010 1 Reservoir Wuryantoro 12 April 2010 1 Reservoir Giriwoyo II 12 April 2010 1 Reservoir 2 Wonogiri I 10 Mei 2010 5 S R 1 Petugas PKL Eromoko I 10 Mei 2010 1 Reservoir bersama dengan Manyaran 10 Mei 2010 1 Reservoir Petugas PDAM Pracimantoro I 10 Mei 2010 1 Reservoir 1 Reserv Giritontro 10 Mei 2010 1 Reservoir Baturetno I 10 Mei 2010 1 Reservoir 1 Reserv Girimarto 10 Mei 2010 1 Reservoir 3 Wonogiri II 7 Juni 2010 5 S R 1 S R Batuwarno 7 Juni 2010 1 Reservoir 1 Reservoir Petugas PKL Jatisrono I 7 Juni 2010 2 S R bersama dengan S R Petugas PDAM Slogohimo 7 Juni 2010 1 Reservoir 1 Reservoir Purwantoro I 7 Juni 2010 1 Reservoir Sidoharjo 7 Juni 2010 1 S R TAHAP III 1 Wonogiri I 12 Juli 2010 5 S R 1 Petugas PKL Selogiri 12 Juli 2010 2 Reservoir bersama dengan S R Petugas PDAM Ngadirojo 12 Juli 2010 1 S R Wuryantoro 12 Juli 2010 1 S R 1 SR Giriwoyo II 12 Juli 2010 1 S R 2 Wonogiri II 9 Agustus 2010 5 S R 1 Eromoko I 9 Agustus 2010 1 S R Manyaran 9 Agustus 2010 1 S R 1 S R Petugas PKL Pracimantoro I 9 Agustus 2010 1 S R bersama dengan Giritontro 9 Agustus 2010 1 S R Petugas PDAM Baturetno I 9 Agustus 2010 1 S R Girimarto 9 Agustus 2010 1 S R 3 Wonogiri I 20 September 2010 5 S R 1 Batuwarno 20 September 2010 1 S R Petugas PKL Jatisrono I 20 September 2010 2 S R terdekat bersama dengan S R terjauh Petugas PDAM Slogohimo 20 September 2010 1 S R Purwantoro I 20 September 2010 1 S R Sidoharjo 20 September 2010 1 S R 1 SR TAHAP IV 1 Wonogiri II 11 Oktober 2010 5 S R 1 SR Petugas PKL Selogiri 11 Oktober 2010 2 S R bersama dengan S R Petugas PDAM Ngadirojo 11 Oktober 2010 1 S R Wuryantoro 11 Oktober 2010 1 S R Giriwoyo II 11 Oktober 2010 1 S R 1 S R 2 Wonogiri I 8 Nopember 2010 5 SR Eromoko I 8 Nopember 2010 1 S R 1 SR Petugas PKL Manyaran 8 Nopember 2010 1 S R bersama dengan Pracimantoro I 8 Nopember 2010 1 S R Petugas PDAM Giritontro 8 Nopember 2010 1 S R Baturetno I 8 Nopember 2010 1 S R Girimarto 8 Nopember 2010 1 S R 3 Batuwarno 9 Desember 2010 1 S R Petugas PKL Jatisrono I 9 Desember 2010 2 S R bersama dengan S R Petugas PDAM Slogohimo 9 Desember 2010 1 SR Purwantoro I 9 Desember 2010 1 S R 1 SR Sidoharjo 9 Desember 2010 1 S R J U M L A H 123 25 Jadwal Kegiatan Kerjasama Pengawasan Kualitas Air pada Jaringan PDAM Antara DKK Wonogiri dengan PDAM Kab. Wonogiri tahun 2008 LOKASI IS DAN PENGAMBILAN SAMPEL NO. KECAMATAN/ TANGGAL BAKTERIOLOGIS KIMIA PELAKSANA KET PUSKESMAS JML.SPL SARANA JML.SPL SARANA TAHAP I 1 Wonogiri II 7 Januari 2008 5 Bron. Capt. Petugas PKL Reservoir bersama dengan SR (3 spl) Petugas PDAM Selogiri 7 Januari 2008 2 Reservoir 1 Reserv S R Ngadirojo 7 Januari 2008 1 Bron. Capt. Wuryantoro 7 Januari 2008 1 Bron. Capt. Giriwoyo II 7 Januari 2008 1 Bron. Capt. 2 Eromoko I 11 Pebruari 2008 1 BC. Eromoko Petugas PKL Manyaran 11 Pebruari 2008 1 BC. Umbul bersama dengan Pracimantoro I 11 Pebruari 2008 1 BC. Nangsri 1 Bron.Capt. Petugas PDAM Giritontro 11 Pebruari 2008 1 BC. Lwgsapi Baturetno I 11 Pebruari 2008 1 BC. Sumawur 1 Bron.Capt. Girimarto 11 Pebruari 2008 1 Bron Capt. 3 Batuwarno 10 Maret 2008 1 BC. Sum.Gede 1 Bron.Capt Petugas PKL Jatisrono I 10 Maret 2008 2 BC.Supit Urang 1 Bron.Capt bersama dengan Reservoir Petugas PDAM Slogohimo 10 Maret 2008 1 BC. Silamuk Purwantoro I 10 Maret 2008 1 BC. Bakalan Sidoharjo 10 Maret 2008 1 Reservoir TAHAP II 1 Wonogiri II 7 April 2008 5 SR. Giriwono, 1 SR Giripurwo Petugas PKL Giritirto bersama dengan Selogiri 7 April 2008 2 SR Petugas PDAM S R Ngadirojo 7 April 2008 1 Reservoir 1 Reservoir Wuryantoro 7 April 2008 1 Reservoir Giriwoyo II 7 April 2008 1 Reservoir 2 Eromoko I 8 Mei 2008 1 Reservoir Petugas PKL Manyaran 8 Mei 2008 1 Reservoir bersama dengan Pracimantoro I 8 Mei 2008 1 Reservoir Petugas PDAM Giritontro 8 Mei 2008 1 Reservoir 1 Reservoir Baturetno I 8 Mei 2008 1 Reservoir Girimarto 8 Mei 2008 1 Reservoir 1 Reservoir 3 Batuwarno 9 Juni 2008 1 Reservoir Petugas PKL Jatisrono I 9 Juni 2008 2 S R bersama dengan S R Petugas PDAM Slogohimo 9 Juni 2008 1 Reservoir 1 Reservoir Purwantoro I 9 Juni 2008 1 Reservoir Sidoharjo 9 Juni 2008 1 S R TAHAP III 1 Wonogiri I 7 Juli 2008 5 S R 1 SR Petugas PKL Selogiri 7 Juli 2008 2 Reservoir bersama dengan S R Petugas PDAM Ngadirojo 7 Juli 2008 1 S R Wuryantoro 7 Juli 2008 1 S R 1 SR Giriwoyo II 7 Juli 2008 1 S R 2 Eromoko I 7 Agustus 2008 1 S R 1 S R Manyaran 7 Agustus 2008 1 S R Petugas PKL Pracimantoro I 7 Agustus 2008 1 S R bersama dengan Giritontro 7 Agustus 2008 1 S R Petugas PDAM Baturetno I 7 Agustus 2008 1 S R Girimarto 7 Agustus 2008 1 S R 3 Batuwarno 8 September 2008 1 S R Petugas PKL Jatisrono I 8 September 2008 2 S R terdekat bersama dengan S R terjauh Petugas PDAM Slogohimo 8 September 2008 1 S R Purwantoro I 8 September 2008 1 S R 1 S R Sidoharjo 8 September 2008 1 S R TAHAP IV 1 Wonogiri I 13 Oktober 2008 5 BC, Reservoir 1 Petugas PKL Selogiri 13 Oktober 2008 2 S R bersama dengan S R Petugas PDAM Ngadirojo 13 Oktober 2008 1 S R Wuryantoro 13 Oktober 2008 1 S R Giriwoyo II 13 Oktober 2008 1 S R 1 S R 2 Wonogiri I 10 Nopember 2008 5 S R 1 Eromoko I 10 Nopember 2008 1 S R Petugas PKL Manyaran 10 Nopember 2008 1 S R 1 SR bersama dengan Pracimantoro I 10 Nopember 2008 1 S R Petugas PDAM Giritontro 10 Nopember 2008 1 S R Baturetno I 10 Nopember 2008 1 S R Girimarto 10 Nopember 2008 1 S R 3 Wonogiri II 11 Desember 2008 5 SR 1 Batuwarno 11 Desember 2008 1 S R Petugas PKL Jatisrono I 11 Desember 2008 2 S R bersama dengan S R Petugas PDAM Slogohimo 11 Desember 2008 1 SR Purwantoro I 11 Desember 2008 1 S R Sidoharjo 11 Desember 2008 1 S R 1 S R J U M L A H 98 20